Rabu, 24 Oktober 2012

Kesenian Teater yang Berasal dari Lampung


Pendahuluan
Lampung memiliki teater tradisional yang disebut  atau We. adalah sejenis teater tradisional yang dapat dianggap sebagai embrio teater modern di daerah Lampung. Di tengah dunia yang serba digital bagaimana keberadaannya kini?  Apakah  bisa bersaing dengan kesenian pop yang menggelontor lewat layar kaca dan virtual hingga ke pekon-pekon. Teater tradisional merupakan sebuah  bentuk teater asli ----yang bersumber dan berakar pada bumi Indonesia--- telah dirasakan dan dimiliki masyarakat lingkungannya, dan dapat  ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Bahasa pengantar dalam pertunjukan  biasanya menggunakan bahasa daerah setempat. Oleh sebab itu, teater tradisional sering juga disebut dengan teater tradisional/daerah.Indonesia memiliki sederet teater tradisional yang hingga kini tetap hidup dan eksis dalam komunitasnya. Misalnya, Didong (Aceh), Bakaba (Sumatera Barat),Dul Muluk (Sumsel), Lenong (Jakarta), Dalang Jemblung (Banyumas),  Ketoprak(Jateng), Ludruk (Jatim),  Arja (Bali), dan  Mamanda (Riau dan Kalimantan). Di daerah Lampung sendiri hingga saat ini  hidup beberapa jenis teater tradisional seperti ludruk, ketoprak, dan lenong yang masing-masing berasal dari daerah asalnya. Sedangkan Lampung memiliki teater tradisional yang disebut  yakni tradisi lisan  yang dituturkan oleh seseorang yang disebut pewarah.

Teater Tradisional dan Budaya Tutur
Sebagai teater tradisional, Warahan banyak menampilkan cerita-cerita dongeng atau cerita rakyat yang berisi nasehat-nasehat dan di sampaikan secara bertutur (penyampian secara lisan). Waktu pertunjukan  biasanya diadakan pada sore hari atau malam hari. Sumber cerita banyak berasal dari cerita rakyat dan amat kaya dengan tema-tema  cerita  yang berunsurkan peristiwa adikodrati. Tema cerita seperti ini kadangkala dianggap di luar logika masyarakat yang sudah  beraksara, serta  sering dinilai tidak  ilmiah. Namun, yang perlu kita petik dari cerita  ini adalah tendensi atau maksudnya. Fungsi utama  pada masa lalu, terutama ketika lembaga sekolah belum sebanyak sekarang, ini dijadikan  sebagai sarana untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak, menantu, cucu dan anggota kerabat lainnya.

Asal -Usul Warahan

Secara etimologis masyarakat Lampung  kurang mengetahui arti dari kata  itu sendiri. Beberapa tokoh masyarakat berpendapat bahwa  dekat pengertiannya dengan kata akhca yang berarti berita atau cerita dan akat akhan yang berarti tujuan atau maksud. Dengan kata lain, lebih kurang kedua kata tersebut memiliki arti “Cerita yang mempunyai arah dan tujuan”.Sebagai sebuah seni pertunjukan lisan,  ini merupakan gabungan beberapa unsur kesenian yaitu, musik, seni sastra, dan seni gerak. Pada awalnya cerita atau berita memiliki tujuan yang khusus disampaikan merupakan petunjuk atau arahan dengan maksud tuntunan dan contoh-contoh perbuatan yang baik. Berasal dari kata “Warah” yaitu nasehat atau ajaran yang menurut cerita dari tokoh atau tua-tua yang berasal dari Jawa yang telah diadaptasi oleh penduduk yang berada di daerah Lampung. Hal ini bisa saja terjadi dan dimungkinkan dengan masa peralihan dan jatuh bangunnya kerajaan Hindu di pulau Jawa yang digantikan kerajaan Islam. Sekira pada abad ke-15 pada waktu itu dengan dianutnya agama Islam oleh penduduk Banten, maka agama Islam diajarkan atau diwarahkan oleh orang-orang Banten yang datang ke daerah Lampung. Berangsur-angsur orang Lampung meninggalkan kepercayaan lamanya dan memeluk agama Islam, sesuai  dengan kata  yang makin memasyakat. Lahirnya pertunjukan  ini ditenggarai sejak orang Lampung mengenal sastra daerah. Cerita yang dibawakan dapat berbentuk pantun, liris, prosa atau bahasa bebas, disertai berbagai kreatifitas dari pewarah yang membawakannya. sebagai teater tradisional kemudian menjadi teater dalam pengertian masa kini yang  mula dari daerah lampung mempunyai fungsi sebagi alat hiburan, alat pendidikan, penerangan, dan sebagai  pembangkit rasa keindahan. Saat ini itu sudah jarang sekali dilakukan di daerah Lampung terutama di kota-kota besar, apalagi para pendukungnya sudah berusia lanjut. Hal ini juga karena kemajuan teknologi komunikasi dan audio visual dan di satu pihak kurangnya perhatian terhadap perkembangan , sehingga makin terdesak. Untuk menyelamatkan ini perlu dibina dan dikembangkan  sebagai sumber inspirasi dalam mengolah teater tardisional maupun modern.

Isi,  Pewarah, dan Waktu Pertunjukan
Pada uraian terdahulu  banyak bertitiktolak pada pendapat atau bersumber pada seniman usia lanjut atau tokoh masyarakat dan sedikit pengalaman. ini dikenal sulit dilacak. Beberapa cerita yang dikenal sering dibawakan oleh sipembawa cerita atau pewarah, seperti: Cerita Anak Dalom, Khaya Ngaka Pitu, Sitamba danRadin Jambat Hangkirat. Pada awalnya cerita  itu disampikan dalam bentuk cerita diawali dengan kata pembukaan yang disebut Sumbah Siah. Biasanya  ini dilakukan pada malam hari menjelang tidur. Kegiatan  ini berasal dari kebiasaan nenek atau kakek setelah lelah bekerja seharian, akan minta diurut kakinya oleh anak cucu. Agar tidak mengantuk si kakek bercerita sesuai dengan keinginan anak cucunya. Sepanjang bercerita biasanya si kakek hanya telungkup, tetapi saat cerita tersebut menggambarkan sesuatu yang istimewa, maka kakek (penutur ) akan bangun dan memperagakan isi cerita. Misalnya, ketika  menggambarkan kecantikan seorang putri, kegagahan seorang pemuda, dan adegan lainnya. Pada masa lalu,  belum menggunakan alat musik khusus sebagai pengiring pertunjukan. Musik dalam pertunjukan  awalnya hanyalah  tepuk tangan dan suara mulut pewarah. Dalam perkembangan selanjutnya pewarah mulai menggunakan properti atau alat musik. Tokoh-tokoh pewarah yang cukup  dikenal pada masa lalu adalah Tamong Bama dan Mamak Barahim. Pewarah ini mulai  diundang dan ditanggap masyarakat terutama pada acara-acara tertentu yang terkait dengan pelaksanaan upacara dangawi adat. Si pewarah duduk bersila dengan pakain rapi di hadapan para pendengar yang melingkar atau mengikuti bentuk arena yang disediakan atau di sediakan tempat khusus yang disebut babakhung atau balai. berupa bentuk bait-bait  pantun lisan yang disampaikan tanpa teks dengan diiringi alat musik khas yaitu gambus lunik. Dengan demikian sipewarah telah menghayati isi cerita yang disampaikan sekaligus si pewarah memulaiwarahannya sesuai pokok penyuluhan (gawi adat). Biasa warahan  ditaja sekira bakda Isya hingga menjelang beduk subuh tiba.

Perkembangan Warahan
Berdasarkan penelitian Dinas Pendidikan dan Kesenian Provinsi Lampung pada tahun 1976 dan 1978, dikategorikan sebagai seni teater tutur. Pada perkembangan berikutnya, salah satu tokoh teater Lampung almarhum BM Gutomo alias Sembrani mencoba menyentuh dan mengolah  ke menjadi sebuah seni pertunjukan rakyat. Pada tahun 1980 ketika digelar   Festival Seni Pertunjukan Tingkat Nasional di Taman Ismail Marzuki(TIM), Jakarta, Lampung menyajikan materi . Pada kesempatan itu Lampung membawakan  yang berjudul “Pemasu” (pemburu) dengan pewarah Mursid Ali. Pada perkembangan berikutnya  teaterawan Lampung Wawan Dharmawan dengan sanggar seni “Beringin Jaya” (dulu)  dan “Lamban Budaya” (kini) terus konsisten mengembangkan . Wawan mengemas Warahan dengan sentuhan Pertunjukan Rakyat. Beberapakali Warahan garapan Wawan ini berjaya di Festival Pertunjukan RakYat (Jukra) tingkat nasional  yang ditaja era  Departemen Penerangan belum dilikuidasi. Sekain itu, secara rutin Wawan dan Grup Lamban Budaya rutin mengisi warahan di TVRI SPK Lampung. Selain itu, masih ada Jalu Mampang dengan teater “Jaman”nya yang rajin menularkan konsep warahan pada komunitas teater pelajar Lampung. Terkini,  Teater Satu (Bandar Lampung) yang dimotori Iswadi Pratama terus mengolah warahan dalam sentuhan dramaturgi modern. Ruh “tradisi” warahanyang konsisten disuntikkan  Iswadi Pratama selaku sutradara  dalam setiap garapannya ini menjadikan “Teater Satu” yang dipimpinnya punya karakter dan  berbeda dengan teater modern lainnya. Teater yang pernah menyabet juara ketiga Festival Teater Alternatif yang ditaja TIM dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) ini, kini merupakan salah satu teater potensial di Indonesia dan cukup diperbincangkan. Selain itu, kiprah Teater Satu makin mantap,  beberapa kali  pentas di Teater Utan Kayu (TUK), Taman Ismail Marzuki (TIM), Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) juga di beberapa kota seperti Tegal, Solo, Bandung, Makasar dan mendapat dana hibah dari Yayasan Kelola.

Bentuk Penyajiannya
Teater merupakan salah satu bentuk seni yang bersumber dari materi gerak dan suara yanterpadu, yang diekpresikan lewat laku dan dialog dengan jalinan cerita. Ini disebut teater mula, embrio atau pra taeter, karena cara penyajian warahan ini belum selengkapnya memenuhi persyaratan seperti bentuk teater pada umumnya. Namun demikian  sebagai teater tradisional Lampung mempunyai unsur pokok taeter berupa adanya ceita lakon, pelaku (pewarah) yaitu yang membawakan lakon dan penonton atau pendengar, walaupun unsur itu tidak lengkap sebagai sebuah teater. Pergelaran warahan biasanya dilakukan di arena bebas. Pelakon atau pewarah biasanya orang yang pandai mewarah umumnya para orang tua yang berusia lanjut. Dalam berkisah biasanya para pewarah terkadang ditemani oleh seorang atau beberapa oarng yang memberikan ilustrasi atau sugesti untuk memperkuat kisah ceritanya. Pewarah biasanya tak menggunakan properti atau alat. Jadi si pewarah biasanya membawakan cerita dalam bahasa Lampung mimik dengan serius, ekspresif dan gerakan-gerakan pendukung yang menarik. Bentuk kesenian yang digolongkan dalam teater tutur ini lama disebut-sebut oleh para seniman teater, tepatnya penataran dan bimbingan tenaga teknis pemilik kebudayaan dan pekerja seni yang diadakan pada tahun 1976 dan tahun 1978 di Provinsi Lmpung, dengan menghadirkan tokoh-tokoh teater dari Direktorat kesenian Jakarta antara lain: A.Kasim Ahmad dan Bapak Yahya Ganda. Warahan yang masuk  cabang seni teater ini  sangat membutuhkan sentuhan tangan para pekerja seni, untuk menjadi karya seni agar dapat dinikmati masyarakat Lampung.

Penelitian Warahan  
Penelitian terhadap Warahan pun mulai dilakukan olek kaum akademis.Pada tahun 1992 Imas Sobariah dari STSI Bandung membahas warahan dalam skripsinya bertajuk ” Sandyakalaning Warahan di Lampung” dan denyut kehidupan warahan di Lampung. Penelitian Imas Sobariah yang mengangkatWarahan ini makin memperkokoh eksistensi seni teater ini. Terkini pada  tahun 2008 lalu, Linda , Mahasiswa Pasca Sarjana UGM asal Lampung , dari Program Studi Ilmu Kedokteran melakukan penelitian tentangwarahan sebagai media promosi kesehatan (promkes), melalui tesisnya yang mengusung tajuk: Pengaruh Media Kesenian Tradisional  Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Pengenalan Tersangka Tuberkolosis Paru(TB) di Kecamatan Telukbetung Barat, Kota Bandar Lampung. Menurut hasil penelitian Linda setelah diintervensi dengan media kesenian tradisional warahan, pengetahuan dan sikap kelompok warahan meningkat dan retensi bertahan hingga sebulan.. Sedangkan pada kelompok ceramah hanya dapat meningkatkan pengetahuan dalam jangka pendek. Hanya hingga postes pertama, sedangkan sikap masyarakat tidak berubah dalam pengenalan tersangka tuberkolosis  (TB) paru. Linda yang kini sudah berhasil mendapatkan gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dari Universitas Gajah Mada ini, menyimpulkan bahwa penyajian pesan TB Paru melalui media kesenian tradisional Warahan lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pengenalan tersangka penderita Tuberkolosis paru dibandingkan dengan mengunakan media ceramah.

Media Industri Kreatif
Sekarang, seiring dengan perkembangannya warahan yang awalnya berfungsi  hanya sebagai media hiburan  kemudian dapat  dijadikan media sosialisasi dan informasi. Seni (teater) warahan dapat dijadikan salah satu  alternatif untuk promosi dan kampanye kesehatan atau program-program pemerintah lainnya. Teater warahan dapat diadopsi menjadi seni pertunjukan yang dapat dijadikan salah satu alternatif tontonan dan sekaligus tuntunan pada masyarakat. Warahan sebagai salah satu warisan budaya tak teraba (intangible) dapat dijadikan salah satu ikon budaya Lampung. Diharapkan warahan ke depan sebagai salah satu seni pertunjukan khas Lampung semakin eksis dan bertumbuhkembang di era industri kreatif yang makin penuh dengan tantangan ini.

Revolusi Hijau


Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi hijau adalah perubahan cara memproduksi pangan yang semula dikerjakandengan tradisional diganti dengan cara modern. Cara ini harus ditempuh karena pertambahan pangan tidak mampu mengikuti pertumbuhan penduduk.

Sebab Terjadinya Revolusi Hijau
Revolusi hijau muncul berkaitan erat dengan adanya masalah pangan bagi umat manusia.Timbulnya masala pangan bagi umat manusia disebabkan oleh beberapa factor :
1.      Kebutuhan pangan semakin meningkat
2.      Lahan pertanian semakin berkurang
3.      Banyak lahan pertanian rusak akibat perang
4.      Adanya lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya
5.      Adanya lahan yang rusak akibat tercemar oleh limbah atau terkena radiasi

Tujuan Revolusi Hijau
Revolusi hijau bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan guna memenuhikebutuhan rakyat akan bahan pangan. Usaha ini dilakukan dengan cara intensifikasi,ekstensifikasi, diversifikasi dan juga rehabilitasi.

Dampak positif 
1.      Penggunaan mesin traktor untuk pengolahan sawah dan tanah
2.      Teknologi hujan buatan
3.      Penggunaan mesin untuk memanen gandum atau padi
4.      Ditemukannya mesin penggiling padi dan gandum
5.      Intensifikasi dalam dunia pertanian
6.      Ditemukannya bibit unggul
7.      Berdirinya IPTN ( Industri Pesawat Terbang Nusantara)
8.      Pembangunan pabrik di berbagai tempat, missal pabrik semen (Krakatau Steel)
9.      Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh pertanian.
10.  Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara terbatas dan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal masyarakatnya dapat menikmati hasil yang lebih baik karena revolusi hijau.
11.  Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
12.  Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga perekonomian Indonesia terutama terlihat ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga orang beralih usaha ke sektor agrobisnis.
13.  Meningkatkan produktivitas tanaman pangan..
14.  Peningkatan produksi pangan menyebabkan kebutuhan primer masyarakat industri menjadi terpenuhi.
15.  Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.
16.  Kualitas tanaman pangan semakin meningkat.

Dampak negatif
1.      System bagi hasil mengalami perubahan
2.      System panen bersama berubah menjadi system upah
3.      Kesempatan kerja di pedesaan berkurang karena diganti menjadi mesin
4.      Timbul urbanisasi karena di desa tidak ada pekerjaan
5.      System ekonomi desa makin luas
6.      Ketergantungan pada pupuk kimia makin besar 
7.      Biaya produksi dan perawatan makin mahal
8.      Polusi tanah dan kematian berbagai jenis hewan karena obat hama
9.      Penanaman tidak memperhatikan siklus akan mengakibatkan kebalnya hama
10.  Timbul kerusakan hutan karena tebang kayu dengan mesin
11.  Penggunaan pupuk buatan dan pwstisida secara berlebihan akan mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak subur lagi.
12.  Berkurangnya keanekaragaman genetic jenis tanaman tertentu yang disebabkan oleh penyeragaman jenis tanaman tertentu yang dikembangkan.
13.   Adanya mekanisme pertanian mengakibatkan cara bertani tradisional menjadi terpinggirkan.
14.   Rasa kegotongroyongan semakin menurun.
15.   Hasil panen dari beberapa kawasan Revolusi Hijau mengalami penurunan.
16.  Muncullah komersialisasi produksi pertanian
17.  Muncul sikap individualis dalam hal penguasaan tanah
18.  Terjadi perubahan struktur sosial di pedesaan dan pola hubungan antarlapisan petani di desa dimana hubungan antar lapisan terpisah dan menjadi satuan sosial yang berlawanan kepentingan.
19.  Memudarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat yang awalnya menjadi pengikat hubungan antar lapisan.
20.  Muncul kesenjangan ekonomi karena pengalihan hak milik atas tanah melalui jual beli.
21.  Harga tanah yang tinggi tidak terjangkau oleh kemampuan ekonomi petani lapisan bawah sehingga petani kaya mempunyai peluang sangat besar untuk menambah luas tanah.
22.  Menyebabkan tingkat pendapatanpun akan berbeda.
23.  Muncul kesenjangan yang terlihat dari perbedaan gaya bangunan maupun gaya berpakaian penduduk yang menjadi lambang identitas suatu lapisan sosial.
24.  Mulai ada upaya para petani untuk beralih pekerjaan ke jenis yang lain seiring perkembagan teknologi.

Kesimpulan
Revolusi hijau terbukti mampu mengatasi krisis pangan yang terjadi di Indonesia.Bahkan Negara kita dikenal sebagai negara pengimpor beras, dan juga menjadi negaraswasembada beras berkat revolusi hijau. Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian dan pangan pun menjadi semakin pesat mengikuti perubahan atau revolusi hijau tersebut. Namun,keberhasilan tersebut tak lepas dari beberapa dampak negative seperti permasalahan ekonomimasyarakat kecil dan lingkungan

Sistem Pernapasan pada Hewan


1. Protozoa

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen di udara -> berdifusi melalui membran ke sitoplasama -> menuju mitokondria -> oksigen digunakan untuk memecah senyawa organik -> menghasilkan energi dan zat sisa berupa air dan karbon dioksida -> zat sisa menuju membran -> karbon dioksida berdifusi-> karbon dioksida masuk ke udara

Protozoa tidak mempunyai alat pernapasan khusus untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen masuk ke dalam sel malalui selaput plasma secara difusi. Demikian juga karbon dioksida dari dalam sel deikeluarkan melalui selaput plasma.

Hewan bersel satu hanya mempunyai satu sel, oleh karena itu seluruh proses kehidupan dilakukan di dalam sel tersebut. Hewan bersel satu sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Hewan ini hidup di tempat-tempat berair, misal danau, sungai, laut, tanah basah.

Hewan bersel satu bernafas melalui seluruh permukaan tubuhnya. Pada saat hewan ini bernafas, oksigen (O2) masuk dan karbondioksida (CO2) keluar melalui permukaan tubuh secara difusi, yaitu O2 masuk dan CO2 keluar dengan cara menembus dinding sel yang tipis. Contoh hewan bersel satu adalah Amuba, Euglena dan ParamaeciumProtozoa tidak mempunyai alat pernapasan khusus untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen masuk ke dalam sel malalui selaput plasma secara difusi. Demikian juga karbon dioksida dari dalam sel deikeluarkan melalui selaput plasma

2. Porifera

Mekanisme Pernapasan :
Air beroksigen masuk ke tubuh melalui pori-pori -> oksigen dalam air masuk melalui koanosit secara difusi  dibawa ke mitokondria -> oksigen dipakai mengurai senyawa organik -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon dioksida larut dalam air -> air dibawa menuju membran -> keluar dari membran menuju spongosol -> digerakkan sel flagellum koanosit -> keluar melalui oskulum 

Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan rongga spongocoel

Aliran air yang masuk melalui ostium menuju rongga spongocoel membawa oksigen sekaligus zat-zat makanan. Pengikatan O2 dan pelepasan CO2 dilakukan oleh sel leher (koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan proses pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar melalui oskulum.

3. Cacing


Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari lingkungan berdifusi -> masuk ke kapiler darah pada kulit -> oksigen diikat hemoglobin -> darah diedarkan ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon dioksida berdifusi keluar melalui kulit

Cacing menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas. Hewan ini memanfaatkan permukaan kulitnya untuk bernapas. Oleh karena itu, kulit cacing tanah selalu basah untuk memudahkan terjadinya pertukaran udara. Di bawah permukaan kulitnya yang basah tersebut, ternyata terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.
Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya, misalnya anggota filum Platyhelminthes yaitu Planaria dan anggota filum Annelida yaitu cacing tanah (Pheretima sp.). Namun, pada beberapa Annelida bernapas dengan insang, misalnya Annelida yang hidup di air yaitu Polychaeta (golongan cacing berambut banyak) ini bernapas menggunakan sepasang porapodia yang berubah menjadi insang.

Pada Planaria, O2 yang terlarut di dalam air berdifusi melalui permukaan tubuhnya. Demikian juga dengan pengeluaran CO2. Pada cacing tanah, O2 berdifusi melalui permukaan tubuhnya yang basah, tipis, dan memiliki pembuluh - pembuluh darah. Selanjutnya, O2 diedarkan ke seluruh tubuh oleh sistem peredaran darah. CO2 sebagai sisa pernapasan dikeluarkan dari jaringan oleh pembuluh darah, kemudian keluar melalui permukaan tubuh secara difusi. 


4. Molusca
Mekanisme Pernapasan :
oksigen dari luar -> masuk ke tubuh -> melalui paru-paru (moluska darat) / insang (moluska air) -> menuju ke jantung -> melalui aorta -> menyebar ke hemosoel

Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi, dan kerang (Bivalvia) bernapas menggunakan insang.  Aliran air masuk ke dalam insang dan terjadi pertukaran udara dalam lamela insang. Mollusca yang hidup di darat, seperti siput darat (bekicot) bernapas menggunakan paru-paru.

 5. Amphibi
Mekanisme Pernapasan :
a. Fase larva & berudu
Oksigen dalam air -> masuk ke tubuh -> melalui insang -> berdifusi ke pembuluh darah -> tersebar ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida -> kembali ke insang -> melepas karbon dioksida 

b. Fase katak dewasa
Oksigen dalam udara -> masuk ke tubuh -> melalui hidung ke rongga mulut -> melalui paru-paru -> melalui alveolus -> terjadi pertukaran gas -> kembali ke paru-paru -> keluarkan karbon dioksida dari hidung

Alat pernafasan berupa selaput rongga mulut, kulit dan paru-paru. Alat pernafasan ini mempunyai lapisan tipis dan basah yang berdekatan dengan pembuluh darah sehingga oksigen dapat berdifusi.
Selaput rongga mulut, bila faring rongga mulut bergerak, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara masuk rongga mulut melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Kulit, oksigen masuk kulit melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian ke jantun gdan selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. CO2 dari jaringan dibawa ke jantung dan selanjutnya ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutenea).
Paru-paru, terdapat sepasang paru-paru berbentuk gelembung tempat bermuara kapiler darah. Katak tidak memiliki tulang rusuk dan diafragma, sehingga mekanisme pernafasan diatur oleh otot rahang bawah dan otot perut. Katak inspirasi ekspirasi berlangsung pada saat mulut tertutup. 
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea)kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru(arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. 



Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.

Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar. 
Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk. Pada waktu muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di darat. Mula-nula berudu bernapas dengan insang luar yang terdapat di bagian belakang kepala. Insang tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di sekitar insang selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air berdifusi di dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang.
Setelah beberapa waktu insang luar ini akan berubah menjadi insang dalam dengan cara terbentuknya lipatan kulit dari arah depan ke belakang sehingga menutupi insang luar. Katak dewasa hidup di darat, pernapasannya dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru, oksigen dapat berdifusi dalam rongga mulut yaitu melalui selaput rongga mulut dan juga melalui kulit.

Sepasang paru-paru pada katak berbentuk seperti balon elastis tipis yang diliputi kapiler darah. Dinding bagian dalam paru-paru ini memiliki lipatanlipatan yang berperan sebagai perluasan. Paru-paru ini dihubungkan dengan semacam bronkus pendek yang berhubungan dengan rongga mulut. Katak tidak memiliki tulang rusuk dan diafragma. Mekanisme inspirasi dan ekspirasi terjadi karena kontraksi atau relaksasinya otot-otot rahang bawah dan otot perut
Rongga mulut membesar ketika otot rahang bawah (submaksilaris) mengendur, dan otot sternohioideus di bagian bawah rahang berkontraksi. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga mulut sehingga terjadi aliran udara melalui rongga mulut dan koane. Ketika otot submaksilaris dan otot genio hioideus berkontraksi, rongga mulut mengecil. Koane menutup dan celah faring membuka sehingga udara terdorong masuk ke dalam paruparu. Kemudian, di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Pada proses ekspirasi, otot submaksilaris kembali berelaksasi dan otot sternohioideus serta otot-otot perut berkontrasi sehingga menekan paru-paru dan mendorong udara kaya CO2 keluar rongga mulut. Segera setelah celah faring menutup dan koane membuka, otot submaksilaris dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Akibatnya, udara yang kaya CO2 tertekan keluar. Pernapasan dengan menggunakan kulit dapat berlangsung ketika berada di darat maupun di air. Kulit katak tipis dengan lendir yang dihasilkan oleh kelenjar pada kulitnya. Selain itu, memiliki banyak kapiler yang merupakan perkembangan dari sistem pernapasan menggunakan insang luar. Pada saat berada dalam stadium larva, organ yang dimiliki bukanlah paru-paru, tetapi insang luar. Insang luar berupa lipatan-lipatan kulit yang mengandung banyak pembuluh darah. Pada salamander, salah satu jenis Amphibia, insang luar ini tetap ada hingga hewan tersebut dewasa.

6. Reptil

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari air -> air disaring rigi-rigi pada lengkung insang -> melalui insang -> oksigen diikat darah -> menuju ke seluruh tubuh -> mengikat karbon dioksida di jantung -> kembali ke insang -> melepas karbon dioksida

Reptilia bernapas menggunakan paru-paru.
Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung -> rongga mulut -> anak tekak -> trakea yang panjang -> bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus -> trakea yang panjang -> anak tekak -> rongga mulut -> lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.

Reptil bernafas dengan paru-paru. udara masuk melalui hidung, kemudian menuju batang tenggorokan, lalu ke paru-paru. reptil yang sering berkubang di air misalnya buaya, lubang hidungnya dapat ditutup sewaktu menyelam agar air tidak masuk ke dalam paru-paru. Contoh reptil adalah ular, buaya, kadal, cicak, dan biawak.

Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. 
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara

7. Pisces

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari air -> air disaring rigi-rigi pada lengkung insang -> melalui insang -> oksigen diikat darah -> menuju ke seluruh tubuh -> mengikat karbon dioksida di jantung -> kembali ke insang -> melepas karbon dioksida

Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau. Ikan bernafas dengan insang. Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap :
Tahap I (Tahap Pemasukan) : Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.

Tahap II (Tahap Pengeluaran) : Mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang dilepaskan darah

Insang adalah organ pernapasan utama pada ikan. Beberapa hewan lain juga memiliki insang untuk bernapas, di antaranya udang, kepiting, cacing laut, serta bintang laut. Air berperan sebagai media pernapasan. Oksigen yang terkandung di dalam air yang jumlahnya sangat sedikit, disaring oleh lembaran-lembaran insang. Namun, konsentrasi oksigen di dalam air dapat berubah sejalan dengan naiknya suhu dan salinitas air. Bahan-bahan pencemar organik yang diuraikan oleh bakteri dan jamur juga dapat mengurangi jumlah oksigen dalam air. Lembaran-lembaran insang tersebut dipenuhi oleh pembuluh-pembuluh darah. Air mengalir melewati lembaran-lembaran insang tersebut sehingga oksigen yang terlarut di dalamnya dapat berdifusi masuk ke dalam pembuluh darah.
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan  tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyailabirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung. 
Alat pernafasan berupa insang (branchia). Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen yang banyak mengandung lamela (lapisan tipis). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang mengandung kapiler sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2.
Inspirasi,
 O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan tubuh.
Ekspirasi,
CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
Ikan yang hidup di tempat berlumpur mempunyai labirin yang merupakan perluasan insang berbentuk lipatan berongga tidak teratur. Labirin berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi kekurangan oksigen. Misal pada ikan lele dan ikan gabus.

Untuk ikan yang hidup di lumpur seperti ikan lele, gabus, betok, pada insangnya terdapat banyak lipatan yang disebut LABIRIN.

Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk :
1. menyimpan oksigen’
2. membantu gerakan ikan naik turun

8. Aves
Mekanisme Pernapasan I :
a. Fase sayap diangkat
Oksigen dari udara -> masuk ke tubuh melalui lubang hidung -> melewati trakea -> melewati siring -> melewati bronkus -> menuju ke paru-paru sebesar kurang lebih 25% -> menuju ke kantong udara krg lebi sebesar 75%
b. Fase sayap diturunkan
kemudian darah di paru-paru mengikat karbon dioksida -> karbon dioksida di paru-paru dibawa ke trakea, sementara oksigen di kantong udara dibawa ke paru-paru -> karbon dioksida dibawa ke hidung -> karbon dioksida dikeluarkan dari tubuh

Mekanisme Pernapasan II :
a.  Saat Terbang 
Fase Inspirasi :
Sayap terangkat -> kantong udara diketiak mengembang -> rongga dada membesar -> paru-paru mengembang -> kantong udara diselangkang terjebit -> udara masuk.
 

Fase Ekspirasi :
Sayap diturunkan -> kantong udara diketiak terjebit -> kantong udara diselangka mengembang paru-paru mengempis -> udara keluar

b. Saat burung istirahat
Fase Inspirasi :
Tulang dada bergerak -> tulang-tulang rusuk bergerak ke bawah / muka -> rongga dada
membesar -> paru-paru mengembang -> udara masuk ke paru-paru -> kantong udara bagian belakang -> paru-paru -> kantong udara bagian depan.


Fase Ekspirasi :
Tulang dada bergerak > tulang-tulang rusuk keatas > rongga dada mengempus > paru-paru mengecil > udara dari kantong udara > paru-paru (parabronkus) terjadi difusi> dikeluarkan.
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.  Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang(toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Bagan pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut.

Burung mengisap udara -> udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang -> bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi hawa -> udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru -> udara menuju pundipundi hawa depan. 

Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.